|
Cantiknya Mentari Pagi di Gunung Budeg |
Tulungagung, Jawa Timur yang terkenal dengan sebutan kota marmer dan kota cethe nya ternyata juga menyimpan banyak potensi surga wisata alami maupun buatan. Nah salah satu wisata alaminya ini adalah Gunung Budeg. Gunung Budeg berlokasi di desa Tanggung, Kecamatan Campurdarat, Kabupaten Tulungagung. Lokasi yang strategis serta tidak terlalu tinggi membuatnya sering dikunjungi oleh pecandu alam. Salah satunya adalah saya sendiri. Bisa dibilang saya adalah pendaki pemula, atau malah pendaki amatir, hihihi, maka saya memutuskan untuk mengarahkan keinginan mendaki saya yang pertama adalah menginjakkan kaki di Gunung Budeg. Ketinggian gunung ini hanya sekitar 600mdpl. Pada saat saya kesana tahun 2015 kemarin, Gunung Budeg sudah mulai tersohor namanya hingga keluar kota. Untuk itu tidak heran jika banyak pengunjung yang berburu keindahan di Gunung Budeg terutama pada Malam Minggu. Untuk Pendakian gunung budeg ini, bisa dilakukan melalui dua jalur pendakian yaitu Jalur utara dan jalur barat. Tetapi waktu saya kesana dulu, saya dan teman-teman memilih mendaki melalui jalur barat. Ya karena yang kami tahu saat itu Cuma jalur barat saja, dan kebetulan dari rombongan kami belum ada satupun yang pernah mendaki gunung ini.
Sebelum memulai perjalanan kita harus registrasi di Post Utama dan dikenakan biaya yang hanya sebesar Rp. 5.000 @orang. Biaya tersebut digunakan untuk perawatan Gunung Budeg dan pembaharuan sarana prasarananya. Perjalanan kami yang dimulai dari post pendaftaran menuju puncak memakan waktu sekitar 2jam, ukuran waktu yang cukup lama bagi pendaki jika menempuh pendakian dengan ketinggian 600mdpL, sekali lagi karena kami semua masih pertama kali menginjakkan kaki di ketinggian dan bisa mencapai puncak saja Alhamdulillah banget, hehehee. Waktu itu kami berangkat pukul 16.30, dan sampai puncak sebelah barat pukul 18.33. hahahaha, mungkin intensitas waktu yang lama itu disebabkan karena kami terlalu sering istirahat dan mengeluh disepanjang jalan. Oh ya, rombongan kami terdiri dari 12 orang (4 cewek dan 8 cowok), 1 orang cowok berasal dari kota Blitar, 3 orang berasal dari Kediri, dan 1 orang berasal dari Nganjuk, sisanya asli penduduk local.
|
Wefie di bukit atasnya pos utama.. |
|
Istirahat setelah lelah dalam perjalanan, haha |
Setelah sampai di puncak dan usai istirahat sebentar, kami bergegas bekerjasama mendirikan tenda. Mendirikan tendapun masih trutukan, maklum saja, karena kami pegang tenda camping ya masih sekali itu saja, hihihi parah. Tapi berkat kerja sama yang baik tenda pun akhirnya bisa dibereskan.
|
Karena untuk bertahan di alam, kita perlu kerja sama dan kekompakan bersama rombongan. |
Selesai mendirikan tenda kita cekrek-cekrek berjamaah, namun hal wahid yang dilakukan sebelum cekrek ini adalah mengisi perut yang sudah keroncongan sejak di perjalanan. Supaya apa? ya supaya kuat berselfi-selfie rianya. hahaha.
|
Mengisi tenaga buat berselfie, |
|
Setelah tenaga terupgrade langsung aja selpongnya.. hahah |
Malam yang larut sudah mulai menyapa, hawa dinginnya puncak Gunung Budeg memeluk tubuh kami dan menambah akrab suasana bercengkerama yang kami lakukan. Hal seperti ini yang selalu saya rindukan dari setiap perjalanan, obrolan-obrolan ringan, pengalaman baru dari orang baru, dan celoteh celoteh lucu teman yang bikin ketawa sampai perut kaku.
|
Gemerlapnya lampu kehidupan kota dari puncak barat. |
|
Ngobrolll lalu cekrek berjamaah.. |
|
Curcol dalem tenda, hoho |
Dini hari kemudian, kami berlari menuju puncak timur Gunung Budeg, yaitu tempat utama yang bagus untuk menyaksikan cantiknya Sunrise. Dan saya jamin, ketika menyaksikan hal ini, kalian tidak akan menyesal meskipun harus berjuang dengan sekuat tenaga. Yang paling dasyat lagi, ketika rejeki berpihak kepada kita, tepat di depan mata kita disuguhkan lautan kabut yang sungguh sungguh mempesona dan tidak henti-hentinya membuat kita bersyukur.
|
Keramaian para pemburu sunrise di puncak timur.. |
|
Ketemu sama si cantik kuning ini ga bakal bikin kalian nyesel, yakin.! |
|
Rejeki sederhana yang saya dapat waktu kembali mendaki tahun 2016.. |
|
Keindahan sepanjang perjalanan pulang.. |
Sejauh apapun langkah kakimu pergi, jangan lupa bawa sampahmu kembali.!
Bagaimanapun juga alam pun ingin disayangi..
Supaya anak cucu kita bisa ikut menikmati..
Keep Traveling dan Mari Sayangi Lingkungan!
mana tulisannya yang lain?
BalasHapusMantap bah kak yuni bikin ceritanya... Bagus dan keren .. Hahaha karena asa wajah saya disitu
BalasHapus