Sepenggal Kisah yang Tak Kunjung Usai

Camping Ceria, Penampihan Sendang 2016
Tidak terasa satu tahun sudah aku mengenalmu, tetapi tidak lagi aku rasakan kedamaian yang sama, karna puing-puing persahabatan telah berserakan ternodai oleh label “cinta” yang entah hanya sebatas pencitraan atau benar kesungguhan. Hari itu (23 April 2017) kita sama sekali tidak bersua, hanya menatap dari kejauhan saja. Padahal, ada rasa rindu yang menyeringai di dalam hati. Iya, hanya menatap dari kejauhan pun aku rasakan ketakutan yang luar biasa. Tidak seperti dulu (setahun lalu) dimana aku dengan puasnya bisa menikmati tawamu, menatap wajah lucumu,  menikmati lawakan konyolmu. Jika boleh aku memilih, lebih baik aku tidak pernah mengenalmu lebih dekat, supaya aku tidak kehilangan kedamaian-kedamaian yang membawa banyak kenangan dan membuatku tidak bisa untuk tidak berfikir tentangmu. Setahun lalu aku mampu menceritakan tentangmu kepada ibuku, dimana kita bisa menikmati makanan-makanan kecil bersama, kamu yang lancang tiba-tiba ikut berfoto dibelakang kami, kamu yang tidak ada angin tidak ada hujan menghubungiku mengajak kenalan dan entah darimana kamu dapatkan nomer hapeku, aku masih mengingat jelas akan hal itu (setahun lalu).
Tapi tahun ini, apa yang bisa aku kenang darimu lagi? Bahkan menatapmu saja aku tidak berani. Apalagi untuk menyapa. Menyapa? Mendengar suaramu saja hatiku bergetar hebat, tanganku berkeringat, bukan karna aku takut dengan tuduhan-tudahanmu tentang aku. Tetapi tanyakan saja pada hatiku kenapa aku bisa seperti itu dihadapmu.! Tanyakan padanya.! Jika cinta pura-pura cinta justru menghilangkan kedamaian yang pernah tercipta, kenapa tidak kita coba untuk menggantinya dengan persahabatan yang membawa kita terjun bebas kedalam banyak kenangan.
Aku masih berharap bisa menikmati tawamu, menatap wajahmu, menikmati lawakan konyolmu tanpa kecanggungan dan dihinggapi rasa ketidak beranian..
Aku masih berharap ada kamu yang membantuku membongkar tenda dan packing barang-barangku..
Aku masih berharap aku bisa menyiapkan makanan untukmu lagi, meskipun itu hanya sekedar mie instan..
Aku masih berharap aku bisa menyentuhmu yang sebenarnya dan bukan hanya “mokky” yang setiap harinya aku imaginasikan itu adalah kamu..
Aku masih berharap kamu memanggilku gendut yang bisa membuatku tersenyum dengan sendirinya..
Dan terakhir, aku sangat berharap kamu membuka pintu persahabatan lagi diantara kita, karna aku benar-benar merindukan kedamaian yang menciptakan banyak kenangan..
Aku masih berharap.,

1 Komentar untuk "Sepenggal Kisah yang Tak Kunjung Usai"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel