Bukit Walikukun (Candi Dadi) Saksi Resolusi Pergantian Tahun
Jumat, 14 April 2017
2 Komentar
Lautan Kabut Bukit Walikukun |
Bukit Walikukun - Waktu itu tanggal 31 Desember 2016 sekitar pukul 15.00 aku memulai perjalananku dari rumah. Sebelum keluar melangkahkan kaki, ritual wajib tidak lupa aku lakukan, yaitu pamit dan cium tangan kedua orang tuaku. Tempat yang pertama aku tuju adalah rumah Mbak Erna, karena sebelumnya kami sudah semayanan untuk berangkat bareng. Sampai disana kita ngobrol panjang lebar sambil re-check barang bawaan yang mau dibawa mendaki. Selain itu kita juga nungguin komando teman-teman lain yang akan naik ke bukit sama aku dan mbak erna. Oh ya, tujuan pendakian kita kali ini adalah Bukit Walikukun, bukit yang tidak terlalu tinggi untuk menikmati keindahan alam dan menghilangkan kejenuhan. Meskipun begitu keindahan yang ditawarkan lebih indah dari janji-janji mantan, hihihi (mulai bapernya). Bukit Walikukun ini mempunyai ketinggian kurang lebih 300 mdpl, lokasinya berada di Kecamatan Boyolangu, berdekatan dengan Candi Dadi (Bukit yang dilewati jika akan berkunjung ke Candi Dadi), Candi yang merupakan peninggalan sejarah masa pemerintahan Majapahit dan menjadi salah satu situs icon wisata di Tulungagung.
Pukul 16.30 kita dapat komando dari teman-teman yang berangkat dari kota. Lalu aku dan mbak erna langsung cusss menuju TKP. Sampai sana ternyata teman teman sudah sampai duluan. Sebelum memulai perjalanan, kita foto-foto dulu (kegiatan yang tidak pernah ditinggalkan). Puas dengan aksi foto-foto lalu kita mencari tempat penitipan sepeda montor yang bisa dititipi sampai pagi. Penitipannya ada di sebelah barat gapura masuk, dekat dengan warung kopi, dan itu adalah rumah penduduk, Lumayan terjangkau sih penitipannya, Cuma 5ribu rupiah aja.
Selesai parkir dengan rapi kita berenam (malam ada yang menyusul) sepakat berangkat, kira kira waktu itu kita berangkat naik pukul 17.00 lebih. Sebenarnya trakkingnya tidak terlalu jauh sih, mungkin sekitar satu jam trakking sudah sampai tujuan, dan kemarin rute yang kita tempuh waktu berangkat beda sama rute yang kita tempuh waktu pulang.
cekrek sebelum perjalanan (Gapura Masuk) berangkat 6 personil. |
Trakking lewat jalan pertama, depan rumah penitipan sepeda montor. |
Senja di Bukit Walikukun (Candi Dadi) |
Kalau jalan sama mereka-mereka itu seperti tidak terasa capeknya, gimana mau sempat capek, di sepanjang jalan ketawa terus denger celoteh-celoteh mereka. Beginilah suasana kekeluargaan yang selalu bikin aku rindu sama mereka. Lalu sekitar pukul 18.00 kita sudah sampai tempat camping. Kita bergegas mendirikan tenda dan segera menunaikan ibadah sholat maghrib. Setelah semua kegiatan beres, kemudian disusul kegiatan yang sangat aku tunggu-tunggu, yaitu "Murak Lodho" , acaranya kan mau syukuran atau makan kecil-kecilan menyambut tahun baru.
Jangan terlalu diperhatikan wajah-wajah kusam kita :-D |
Disitu aku makan dengan banyak dan lahapnya, iya seperti orang yang sudah tidak makan beberapa hari saja. Jangan heran deh, bisa dilihat sendiri dari postur tubuhku, postur tubuh pasti berbanding lurus sama porsi makan. Selain itu, menanggung beban hidup kan harus kuat, jadi makannya harus banyak, hoho. Nah, habis acara makan-makan selesai, yang tidak boleh lupa adalah acara cekrek-cekrek. Kegiatan yang bisa bertahan lama sampai menemukan hasil foto yang sesuai dengan keinginan kita (capek dong yang motoin). Sembari nunggu detik detik
pergantian tahun dan menyaksikan pesta kembang api tidak ada salahnya digunakan untuk beroto-foto ria, dan bercengkerama bercanda kecil sama teman-teman.
Lampu-lampu kota dari atas bukit, lebih indah aslinya.. |
Foto penampakan Kembang api (file ini aslinya adalah vidio) |
Foto penampakan pesta kembang api diatas adalah foto yang diambil oleh mbak Santi pada pukul 00.00 tepat, aku tidak ikut-ikutan mengambil foto soalnya hengpon aku tidak memadai untuk mengambil gambar dalam keadaan gelap gulita seperti itu. Setengah jam berlalu, pestanya kembang api usai sudah. Kita-kita memutuskan untuk masuk tenda dan bobok cantik. Lalu pagi-pagi sekali kita bangun dan wooooowww, di belakang tenda terdapat lautan kabut yang lumayan amazing deh.
Noh Lautan Kabutnya, Lumayan amazing kan.. |
Cekrek-Cekrek Cantik :D |
Wajah Wajah tidak kesentuh air.. |
Selpong Berjamaah.. |
Keseruan kita gagal Foto Loncat, setengah Gagal Move On, hahah |
Selain keindahan kabut tersebut, ada lagi ini yang menurutku indahnya kebangetan dan sangat menawan sekalian menghangatkan jomblo yang kesepian #ehhhh. Iya, keindahan itu adalah Sunrise. Sunrisenya Bukit Walikukun begitu memukau hati penikmatnya saat itu. Keren habis dan Subhanalloh banget deh. Lagi-lagi aku rekomendasikan tempat ini buat kalian para pemburu sunrise dan senja, ditambah lagi di bawah bukit ini ada tempat yang disajikan khusus untuk kita menjadi saksi langsung tenggelamnya sang sumber energi paling besar di bumi ini (sunset).
Sunrise Bukit Walikukun |
Ketika si mentari sudah mulai naik keatas langit, sekitar pukul 08.30 kita semua otewe pulang. Kita tidak melewati jalan pertama waktu berangkat kemarin, tetapi memilih jalan lain. Dan menurutku lewat jalan yang kedua atau jalan pulang ini lebih menghemat waktu. Selang beberapa menit (kurleb 45 menit) kita sudah sampai di gapura masuk. Karena jalan kedua ini menghubungkan langsung dengan Gapura Masuk. Sebelum sampai Gapura Masuk, ada hal unik yang dapat kita temukan jika melewati jalan ini, ternyata disini terdapat makam yang dipelihara oleh juru kunci. Nama makamnya aku kurang paham, hehehe, karena kami tidak berhenti disana tetapi nyelonong jalan terus saking lelahnya.
Rehat sebentar melepas lelah.. |
Foto kembali disini dengan tembahan 2 personil, (3 sama ayamnya) hihihi.. |
Sejauh apapun langkah kakimu pergi, jangan lupa bawa sampahmu kembali.!
Bagaimanapun juga alam pun ingin disayangi..
Supaya anak cucu kita bisa ikut menikmati..
Keep Traveling dan Mari Sayangi Lingkungan!
Kalian bukan "SUPER MAN " But "SUPER TEAM" salam Strike Dip ..... eeiiitttsssss buat ade' yg pake kaos orange mkasih dah merawat kaosnya.... menyalaaaaaaaaaa.....
BalasHapusIjin nanya gan, itu ngecampnya dimananya ya, sebelahnya candi dadi?
BalasHapus