Dilema 60 Hari Menjelang Berganti Status

Dilema 60 Hari Menjelang Berganti Status
Aku menemukanmu di penghujung putus-asaku. Tidak ada yang istimewa, namun kamu selalu ada. Dengan caramu, kamu tahu bagaimana memanjakan hatiku, mengambil hati perempuan keras kepala yang begitu memprioritaskan keluarganya ini. Entah dengan pertimbangan apa aku kau pilih. Dengan banyak kurangku, yang mungkin sulit membuat seseorang bertahan denganku, namun dengan kekuatan yang kau sebut cinta kau berusaha memperjuangkanku.

Berkali-kali aku ragu dengan perasaanku dan ku katakan padamu, tapi kau hanya diam menanggapi pernyataanku. Akupun tak tahu, diammu pertanda apa. Diam yang artinya kau akan berusaha meyakinkanku, atau diam dalam bentuk ketidakyakinanmu untuk meneruskan ini semua?
Namun yang aku tahu kau masih saja bertahan hingga sejauh ini. Kau masih sabar menanggapi sifat-sifatku yang hampir se-enakku sendiri dalam memperlakukanmu. Meskipun terkadang dalam titik lelahmu, akhirnya kaupun terpancing emosi untuk meladeni tingkah anehku yang menyebalkan.

Aku sendiri tidak paham, bagaimana bisa aku mengiyakanmu untuk menjalani hubungan sejauh ini. Setelah aku berikrar selama ini Hatiku Mati. Dan bahkan tidak ada satupun yang bisa menyentuh hatiku untuk memberanikan melangkah jauh.

Ku rasa memang tidak ada manusia yang sempurna, begitupun dirimu, dan juga diriku. Dibalik sisi sempurna yang ingin kau tunjukkan padaku, kau tak pernah menyadari jika terkadang justru hal itu memperlihatkan kekuranganmu. Hingga terkadang akupun harus mulai memahami dan terbiasa dengan sikap over posesifmu. Aku hanya membatin, setiap lelaki punya cara tersendiri untuk mewujudkan bentuk cintanya, dan hal itupun berlaku untukmu juga. Tak heran, jika kau suka melarangku pergi kesana-kesini tanpa dirimu. Mungkin itu adalah salah satu caramu untuk menjagaku.

Tapi bagi perempuan yang terlanjur terlatih mandiri dan sendiri seperti diriku ini, aku merasa tidak cocok diperlakukan seperti itu. Aku tak pernah mau kebebasanku terenggut olehmu. Aku benci jika membayangkan hal demikian. Aku yang tak bisa kemana-mana. Atau aku yang kemana-mana harus bersamamu. Hah, aku tak bisa seperti ini.!

Hingga menghitung hari, 60 hari lagi kita akan dihadapkan pada Kahidupan Nyata yang penuh masalah. Ternyata aku masih labil jika membayangkan hal ini. Sanggupkah aku menjalani itu semua? Beragam pertanyaan muncul di kepalaku. Beginikah Dilema 60 Hari Menjelang Berganti Status? Atau memang sebenarnya pergantian status ini belum aku inginkan?

Sudahlah, jika aku terus berbicara ingin atau belum tentang menuju 60 hari melepas kebebasanku ini, tentunya 85% keinginanku berkata belum ingin. Tetapi, ini ku lakukan sebagai bentuk baktiku kepada orang tuaku. Karna cita-citaku sederhana, aku ingin membahagiakan orangtuaku. Termasuk jika mereka menginginkan aku menikah denganmu.

Jadi, jika kau tanya aku mencintaimu atau tidak? Tentu ku jawab aku mencintaimu, karna orang tuaku. Yaaa karna orang tuaku yang menginginkanmu. Bukan berarti aku tidak menginginkanmu, tapi Ku masih memegang lagu religi yang pernah ku nyanyikan ketika manggung dengan kedua temanku sebagai prinsip hidup, “Ridhallahi fi ridhal waalidaini, wa sukhtullahi fii sukhtil walidaini.” Keridhaan Allah bergantung pada keridhaan kedua orang tua. Kemurkaan Allah juga berlaku sedemikian.

Jika benar kau adalah lelaki terbaik yang dikirimkan Tuhan lewat Orangtuaku, maka aku Ridha dan Ikhlas menjalani ini semua. Aku tak pernah memilih, tapi aku dipilihkan oleh orangtuaku dari instingnya yang diberikan Tuhan. Berat memang berat jika terbayangkan, bagaimana bisa aku menikahi orang yang baru saja ku temui? Sedangkan yang sudah lama menghabiskan waktu denganku, bertahun-tahun, tak bisa membuatku yakin untuk melangkah sejauh ini?

Atau inikah yang disebut misteri hidup? Lamanya seseorang bersamamu tidak menjamin bahwa dia adalah jodohmu, begitupun sebaliknya, waktu sebentar pasca pertemuan dengan seseorang tidak menjamin juga bahwa dia bukan jodoh kita.

Apapun yang terjadi, ku pasrahkan hidupku pada sebaik-baik pengatur dibalik ikhtiarku. Setiap daun kering yang terlepas dari tangkai sudah pasti bersama takdir Tuhan. Seperti kata Al-Ghazali bahwa "Tidak ada yang lebih baik dari yang telah ditakdirkan Tuhan". Oleh karena itu aku rela, meskipun aku tak mengerti. Sebab, yang terindah di kehidupan ini adalah Rahasia.

Ku kutip Quotes Teman: "Jika Mundur Sudah Tak Bisa, Maka Terus Maju dan Perbaikilah"

Belum ada Komentar untuk "Dilema 60 Hari Menjelang Berganti Status"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel