Pesona Gunung Bromo Via Pasuruan Jawa Timur

Pesona Gunung Bromo Via Pasuruan Jawa Timur
Yeay, akhirnya saya bisa menginjakkan kaki di Kota Malang lagi setelah hampir 2 tahun lamanya menutup mata dari Kota Malang. Iseng-iseng kemarin ada temen yang nawarin buat ikut gabung sama karang taruna desa dia tour traveling ke Gunung Bromo. Dengan jawaban yang sebentar-sebentar berubah, akhirnya saya memantapkan hati untuk ikut saja. Tentunya semua itu atas izin bapak emak saya. Tanpa diizinkan oleh mereka, sayapun pasti akan tetap berangkat. Hehehe. Tapi Alhamdullillah, sejauh ini ketika saya izin mau jalan-jalan selalu di ACC oleh mereka. Pastinya dengan dibekali wejangan itu-itu aja yang diucapkannya. Emak: "Ojo aneh-aneh lo lek wis tekan panggon.", dan Bapak: "Ati-ati". Terlihat jelas kan perbedaan wejangan antara seorang laki-laki dan perempuan? Laki-laki yang hemat bicara tapi memiliki banyak makna. Dan emak saya yang memang dasarnya cerewet (persis anaknya), terlihat begitu menonjol kecerewatannya. Itu aja belum seberapa sih, biasanya beliau selalu mengingatkan perihal barang yang harus saya bawa ketika berpergian. Maksud beliau agar tidak ada yang ketinggalan. Emang benar, emak saya itu super mom banget, wanita hebatku dah.! (Love U Mom:-*).
Baca Juga: Perjalanan Saya Di Desa Wisata Dompyong Trenggalek
Kembali ke topik bahasan. Hmm, Gunung Bromo merupakan gunung berapi aktif yang letak geografisnya di kelilingi oleh empat kawasan pemerintahan kabupaten. Dan hal itu di iyakan oleh salah satu teman kita yang ikut dalam rombongan tour traveling ke Gunung Bromo ini. Katanya sih Gunung Bromo berada di perbatasan 4 Kabupaten, yaitu Kabupaten Malang, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Probolinggo dan Kabupaten Lumajang. Untuk itu secara umum, Gunung Bromo bisa diakses melalui 4 kabupaten tersebut. Tergantung kita berdomisili dimana untuk menentukan akses jalan tercepat dan tepat. Dari masing-masing kabupaten tersebut sudah menyediakan pengelolaan dan fasilitas sendiri-sendiri untuk memudahkan wisatawan berkunjung ke Gunung Bromo, jadi jangan khawatir dalam hal memilih akses jalan. Sesuaikan aja dengan domisili kalian, atau kalian berangkat darimana.

Berhubung ini adalah kisah perjalanan mince Blog Tri Wahyuni, jadi mince akan menceritakan kunjungan mince ke Gunung Bromo yang diakses melalui Kabupaten Pasuruan. Kira-kira waktu itu rombongan kita berangkat jam setengah 12 siang. Taulah anak jaman sekarang, gimana ketepatan waktunya kalau janjian. Pastinya tepat banget dong. Saking tepatnya aja janjian berangkat jam 11, malah jadinya jam 11.30. Menyebalkan.? Sedikit. Tapi tetap menikmati. Hahaa.. Harap maklum lah. Namanya juga anak muda Indonesia.

Sekitar 2,5 jam perjalanan sampailah kita di Bendungan Karangkates Malang. Niatnya sih kita mau istirahat sambil sholat dhuhur gitu ya. Karna sebelum berangkat itu, kita belum sempat sholat dhuhur, sebab waktunyapun belum masuk dhuhur. Yaaa beginilah kita, biarpun kita berpergian jauh, menginap di luar rumah, kita tidak lalai sama ibadah kita kok, Insyaalloh Aamiin. Seperti slogan andalan saya yang selalu terpatri di dalam hati saya (eeeeaaaakkk), "Menjadi traveler yang bersamanya semakin mencintai Sang Pencipta".
Pesona Gunung Bromo Via Pasuruan Jawa Timur
Teman baru yang nggak sengaja
pake kostum warna senada.
Seperti kewajiban sebelum-sebelumnya, sampai di Bendungan Karangkates kita akan melewati pos masuk kendaraan. Setiap kali lewat, kendaraan roda dua ditarik karcis seharga seribu rupiah, sedangkan kendaraan roda 4 seharga 3ribu rupiah. Penarikan karcis ini merupakan retribusi masuk kawasan wisata Bendungan Karangkates. Entah hanya sekedar lewat atau kita berhenti di sekitar Bendungan, kita akan tetap dikenakan biaya retribusi itu. Setelah melewati pos penarikan jalan, kita memutuskan untuk berhenti di Pom Bensin yang tidak jauh dari Bendungan Karangkates itu. Karna setelah kita amati dengan seksama, di sekitar Bendungan Karangkates tidak tersedia fasilitas Mushola umum, atau mungkin rombongan kita saja yang tidak melihatnya. Sampai di Pom Bensin, kita bergiliran untuk menunaikan sholat dhuhur, sedangkan teman yang lain menjaga barang bawaan. Demi keamanan bersama, hal kecil seperti bergiliran ketika sholat ataupun ke kamar kecil tidak boleh dianggap remeh ketika berpergian. Setelah semua selesai sholat, kitapun masih meneruskan istirahat sambil sekalian menunggu masuk waktu ashar.

Perjalanan di mulai lagi sekitar pukul 16.00. Yang paling bikin saya sama rombongan sebel itu ketika harus terjebak macet di Malang Kota sekitar yang hampir memakan waktu selama satu jam. Pengen nangis bosen tapii yaa mau gimana lagi selain terpaksa menikmatinya. Demi teresalisasinya perjalanan ke Gunung Bromo Hayati rela macet-macettan kayak gitu. Menjelang Maghrib akhirnya kita sampai di perbatasan Malang-Pasuruan. Alhamdulillah banget. Gerbang menuju Gunung Bromo telah terbuka didepan mata. Eeaaakk. Sambil tolah-toleh kanan kiri mencari tempat pemberhentian yang cocok untuk menunaikan sholat meghrib, kitapun tetap berjalan. Salah satu diantara rombongan kita yang dasarnya sudah mengerti rute perjalanan, mengajak kita berhenti di Masjid An-Nur, Desa Wonosari, Kecamatan Tutur, Pasuruan. Hawa-hawa dingin sudah terasa menyerang tulang-tulang kita, apalagi suhu air yang persis dengan air kulkasan ketika menyentuh kulit. Alamakkk, sepertinya orang-orang daerah sini nggak perlulah masukin air minum ke kulkas. Airnya udah asli dingin banget.

Karna waktu yang sudah menuntut kita untuk meneruskan perjalanan, kitapun tidak berhenti lama-lama. Sekitar pukul 19.30 kita berangkat lagi meneruskan langkah menuju Gunung Bromo. Teman kita yang sudah tau rute, bilang katanya estimasi perjalanan sampai pemukiman terakhir sebelum Gunung Bromo memakan waktu 2 jam. Dan luar biasa, perkiraannya tepat sekali. Sekitar kurang lebih pukul 21.30 sampailah kita di Desa terakhir yang paling dekat dengan pos registrasi/pos pembelian tiket masuk menuju Gunung Bromo. Huh, jangan tanya bagaimana keadaan akses jalannya. Saya sarankan bagi kalian yang ingin mengunjungi Gunung Bromo dan memutuskan untuk lewat Kabupaten Pasuruan, Tolong di cek lagi kendaraan yang di pakai. Baik roda empat ataupun roda dua, alangkah baiknya kendaraan kalian dalam keadaan SEHAT WALAFIAT / LAYAK PAKAI. Kenapa saya mewanti-wanti seperti ini, jangan tanya lagi gimana akses jalannya. Yang pasti naik turun, nanjak curam, tikungan tajam, dan melewati Alas-Alas. Dan saran saya lagi, lebih baik berangkatnya agak pagi aja bagi yang perjalanannya memakan waktu tempuh lama, daripada kemalaman di perjalanan menuju Desa Terakhir.

Di Desa terakhir menuju Gunung Bromo dengan berteman waktu yang sudah malam, membuat kita kebingungan untuk mencari penginapan. Akhirnya, kita disarankan untuk menginap di salah satu Homestay rekomendasi bapak-bapak yang kita temui di pos penjagaan bawah yang tadinya mengantarkan kita  sampai di Desa Terakhir menuju Gunung Bromo itu. Tau nggak, berapa harga Homestay yang ditawarkan kepada kita oleh pemiliknya? Seharga 800ribu sehari semalam booooooo. Bisa gila deh saya, uang sebanyak itu cuma buat menginap di Homestay yang menurut saya fasilitasnya pas-passan yaa. Apalagi saya yang notabenenya Gembel Pejalan, lebih suka ngirit ongkos kalau lagi jalan-jalan untuk menekan biaya pengeluaran, ditawari Homestay dengan harga segitu rasanya kek mau pingsan. Hahaha.

Akhirnya saya nekat negoisasi sama pemiliknya. Saya tawar 300ribu, nggak boleh sama ibunya. Kebangeten nggak saya nawarnya? Bayangin aja, Homestay dengan fasilitas 2 kamar tidur + 2 kamar mandi berair hangat, ada ruang TV dan ada ruang santainya, kemahalan nggak saya nawar segitu? Wkwkkwkk. Asli, ini pertama kali pengalaman saya tawar menawar sama orang. jadi misal kebangetan yaa maaf dah. Iseng-iseng siapa tau berhadiah. Akhirnya, setelah terjadi tawar-menawar yang panjang lebar, kesepakatan kita jatuh di harga 500ribu rupiah. Hmmm, meskipun saya juga masih berberat hati agak nggak terima sih. Tapi mau gimana lagi. Sedangkan penginapan yang buka malam itu yaa cuma punya ibunya. Salah rombongan kita juga sih, yang nggak selancar di gugel cari informasi dulu sebelum berangkat (Jadi pelajaran berharga nih, untuk mengenal tempat tujuan traveling kita terlebih dahulu sebelum keberangkatan).
Pesona Gunung Bromo Via Pasuruan Jawa Timur
Cukup mewah untuk Gembel
Pejalan sekelas saya.
Pesona Gunung Bromo Via Pasuruan Jawa Timur
Pemandangan dari dalam kamar
Ahhhhh, sudahlah. Lupakan soal uang 500ribu yang melayang untuk Homestay itu, yang terpenting dapat tempat menginap (Andai saja saya bawa tenda, wkwkk). Kitapun menuju kamar kita masing-masing untuk mengistirahatkan tubuh yang sudah meronta-ronta kelelahan. Tapi percuma juga, dengan fasilitas mewah yang sebagus itu, justru malah bikin saya nggak bisa tidur. Aneh nggak? Wong Ndesooo yaaa begini nih, diragati dikit malah sulit beradaptasi. Hahaa. Homestay tempat kita menginap sebenarnya membawa keuntungan juga buat kita, selain hanya berjarak 200meter dari pos penarikan tiket, juga hanya memiliki jarak tempuh selama 30menit menuju penanjakan 1 (Tempat terbaik untuk menyaksikan sunrise di Gunung Bromo).

Tapi, kita bisa menjangkau tempat itu hanya dengan menggunakan kendaraan bermotor. Karena apabila kita naik mobil, kita akan diberhentikan oleh orang-orang disana untuk beralih menggunakan jasa sewa hartop/jip. Langsung saja, pukul 04.00 kita semua bangun, sholat dan persiapan menuju Penanjakan untuk berburu sunrise dengan membeli tiket masuk wisata gunung bromo sebesar 35ribu @orang. Perjalanan yang dikatakan ibu-ibu pemilik homestay selama 30menit itu memang benar. Yaaa kalau bisa agak diawali aja berangkatnya, soalnya arus kendaraan di perjalanan menuju penanjakan nggak bisa normal, kita harus jalan bergantian sesama motor, dan banyak hartop berjubel di sepanjang jalan.
Pesona Gunung Bromo Via Pasuruan Jawa Timur
Sepanjang perjalanan menuju Penanjakan 1
Akhirnya, sampailah kita di Bukit Cinta. Kita nggak meneruskan perjalanan sampai Penanjakan 1, karena teman-teman sudah malas berjalan, dan salah satu anggota rombongan ada yang kurang sehat. Jadi nggak apa-apalah nggak bisa menikmati sunrise secara jelas, kesehatan anggota itu yang terpenting. Dan yang agak bikin saya kecewa, waktu itu kabutnya lagi nggak banyak, jadi nggak bisa menikmati lautan kabut didepan mata. Sekali lagi nggak apa-apa kok. Keindahan keindahan itu adalah bonus, kita bisa sampai sana dan kembali ke rumah dengan selamat aja sudah Alhamdullilah. Di bukit cintapun sebenarnya juga sudah ditampilkan panorama yang amazing, tempat ini menjadi spot alternative untuk menyaksikan sunrise apabila memutuskan tidak naik ke Penanjakan 1. Dengan backgorund gunung-gunung yang eksotis menambah lengkap view yang bisa kita nikmati. Apalagi dari kejauhan tampak Gunung Semeru yang seperti memanggil-manggil berdiri dengan gagahnya sambil mengeluarkan letupan asap.
Pesona Gunung Bromo Via Pasuruan Jawa Timur
Sunrise Bukit Cinta
Pesona Gunung Bromo Via Pasuruan Jawa Timur
Menatapmu Wahai Semeru.
Pesona Gunung Bromo Via Pasuruan Jawa Timur
Teman baru rasa teman lama.
Pesona Gunung Bromo Via Pasuruan Jawa Timur
Melompat lebih tinggi.
Pesona Gunung Bromo via Pasuruan tidak kalah menarik dengan pesona gunung bromo yang diakses dari kabupaten lain. Tapi perbedaan yang menonjol, jika berangkat ke Gunung Bromo Via Pasuruan, kita langsung bisa menuju Penanjakan 1, Bukit Cinta dan pemandangan sepanjang perjalanan yang menyegarkan mata. Sekitar pukul 11.30 rombongan kita memutuskan untuk pulang, kita nggak sempat melakukan perjalanan panjang menuju kawah Gunung Bromo. Melihat wisatawan dari kejauhan yang berjubel-jubel menaiki tangga menuju Kawah Bromo membuat mood saya memburuk. Saya benar-benar nggak suka keramaian yang keterlaluan seperti itu, huwaaaa (nangis kejer). Saya juga paling nggak nyaman kalau harus berada di tengah keramaian apalagi saat menikmati keindahan alam. Dan yang paling parah adalah terjadinya kemacetan di jalur utama menuju kawah gunung bromo. Apalagi kondisi medan jalan yang sangat nanjak dan curam, bikin saya terpaksa turun dari motor untuk jalan kaki demi keselamatan.
Pesona Gunung Bromo Via Pasuruan Jawa Timur
Mince pake helm merah. Trekking
 di jalur utama karna macet
Pesona Gunung Bromo Via Pasuruan Jawa Timur
Kemacetan yang bikin berjubel.
Pastikan kendaraannya sehat.
Pesona Gunung Bromo Via Pasuruan Jawa Timur
Motor aja sampai di ojek. Mince
ajakin ngobrol bapak tukang ojeknya
Kendala-kendala kecil bisa saja terjadi dalam setiap perjalanan. Entah kenyataan yang ternyata jauh dari ekspektasi kita, ataupun mendadak terjadi suatu hal diluar rencana yang mengharuskan kita berpikir keras untuk merubah rencana dan mencari jalan keluar. Saya tetap menikmatinya, apalagi ketika pulang dari Gunung Bromo Via Pasuruan ini, di sepanjang perjalanan disuguhi panorama yang bikin melek mata karena pesonanya, sangat disayangkan jika Gunung Bromo tidak menjadi destinasi tujuan wisata kalian. Pastikan bisa berkunjung ke Gunung Bromo untuk menikmati Mahakarya Tuhan yang sangat luar biasa.
Pesona Gunung Bromo Via Pasuruan Jawa Timur
Panorama menyenangkan
Pesona Gunung Bromo Via Pasuruan Jawa Timur
Jam 12.30 suasana kayak gini lo.
Tapi, kendala apapun yang saya temukan ketika melakukan perjalanan tidak membuat minat saya jalan-jalan berkurang. Saya justru senang dengan segala tantangan yang harus kita hadapi, karena selain membuat rombongan semakin kompak juga menguji seberapa peduli/peka antar anggota.

Ohyaa, ada satu lagi keindahan yang saya temukan di jalan. Meskipun rombongan kita nggak sempat mengunjunginya karena dikejar waktu yang sudah sore, jadi saya ngambil potonya sekilas sambil jalan. Nama wisatanya Kampung Warna Warni, dari kejauhan aja dipandang sangat menyenangkan, apalagi kalau dari dekat yaa. Semoga entah kapan hari bisa mampir kesana, meskipun hanya sekedar foto foto untuk menambah koleksi timeline instagram. Hahahaa
Pesona Gunung Bromo Via Pasuruan Jawa Timur
Kampung Warna Warni Jodipan
Pesona Gunung Bromo Via Pasuruan Jawa Timur
Kampung Warna Warni Jodipan
Salam hangat dari saya, satu quotes lucu yang sekilas saya baca dari baleho yang terpampang di Jalan Raya Malang Kota:
Hidup Tanpa Traveling, Bagaikan Makan Soto Tanpa Kuah :D 
Karena selalu ada cerita baru yang akan kamu temukan disetiap perjalananmu, sebagai penambah pengalamanmu. Segera berkemas, tentukan tujuanmu, awali dengan jalan-jalan di tempat terdekat dari rumahmu.!
.
.
Sejauh apapun langkah kakimu pergi, jangan lupa bawa sampahmu kembali.!
Bagaimanapun juga lingkungan dan alam ingin disayangi..
Supaya anak cucu kita bisa ikut menikmati..
Keep Traveling dan Mari Sayangi Lingkungan!

2 Komentar untuk "Pesona Gunung Bromo Via Pasuruan Jawa Timur"

  1. Homestay nya kok mahal sekali ya 500rb.
    Bromo viewnya memang keren?

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya sih kak, saya rasa juga kemahalan, apalagi nggak dikasih gratisan makan. hehee.
      Bromo keren banget, lebih keren dri di foto.

      Hapus

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel