Balada Kisah Cinta Mas Purnomo Dan Mbak Novita

Balada Kisah Cinta Mas Purnomo Dan Mbak Novita
Mas Purnomo, Piye kabare? Kewarasannya masih tetap terjaga kan? Saya bikin tulisan ini sebagai bentuk selebrasi atas Kisah Cinta sampean sama Mbak Novita yang menjadi trending topik akhir-akhir ini (Bukan selebrasi atas langkah tepat Mbak Novita yang cantiknya kebangetan memilih terbebas dari sampean lo). Awalnya saya ragu untuk ikut-ikuttan merespon Kisah Cinta sampean yang berujung kandasnya hubungan karena tidak direstui oleh orang tua Mbak Novita. Pasalnya, kisah cinta saya sendiri juga sedang semrawut, nggak jelas arah-kiblatnya. Berbeda dengan Mas Pur yang cintanya tidak direstui orangtua Mbak Novita, jangankan sampai tahap ke pengenalan orangtua, diawal hubungan yang seumur jagung saja saya sudah menelan pil kekecewaan. Lhoo kan, jadi saya yang curhat ke Mas Pur. Bukan curhat sih mas, tapi hanya sedikit berbagi kisah, bahwa Mas Pur tidak sendiri dalam menghadapi patah hati kok. #KamiBersamaMasPur.

Berawal dari ringkasan video yang diposting seseorang di whatsap story saya, menayangkan scene mengenaskan dimana sampean memberikan salam perpisahan kepada Mbak Novita, membuat diri saya terpacu semangat untuk men-stalking sampean secara intens mas. Saya penasaran, bagaimana dan kenapa kok adegan perpisahan sampean sama Mbak Novita berhasil membawa penonton larut dalam suasana kesedihan dengan hati potek-sepotek-poteknya. Kayaknya lebih sakit dari apa yang saya alami kemarin nih, sampai adegan sampean yang begitu menjiwai ketika melepas Mbak Novita bikin emak-emak mewek lihat muka melasnya sampean.

Setelah saya telusuri per-episode, rupa-rupanya Mbak Novita sudah lebih dulu memutuskan sampean disaat sampean ingin mengutarakan wujud keseriusan hubungan sampean dengan Mbak Novita. Apalagi yang lebih bikin miris hati saya, kala itu sampean sudah membawa cincin lamaran, tentunya dari hasil jerih payah ngojek sampean. Duh mas, rasanya hati saya seperti diikat tali kemudian dipelintir kuat-kuat. Saya pura-pura paham atas apa yang sampean rasakan mas. Pantas saja tak tanggung-tanggung hal itu membuat sampean pingsan dadakan. Rasanya saya pengen nabok Mbak Novita saat itu. Tapi mau gimana lagi, inilah bentuk kerealistisan hidup, kisah cinta seorang anak yang dicampuri oleh tangan orangtua.

Sekilas sempat terfikir di benak saya untuk menyalahkan Mbak Novita, "Kenapa Mbaknya nggak mencoba bertahan dan membangun semua dari Nol bersama sampean mas, kemudian meyakinkan kedua orangtuanya.!" Tetapi disisi lain pemikiran logis sayapun melawan. Semua orangtua tentunya ingin yang terbaik untuk anaknya, termasuk orangtua Mbak Novita yang status ekonominya jauh lebih tinggi daripada sampean. Maaf, bukannya saya mau bikin tambah ajur muwur hatinya Mas Pur. Tapi aksi perjodohan yang dilakukan orangtua Mbak Novita merupakan tindakan nyata idealisme orangtua jaman sekarang yang nggak pengen melihat anak-nya kekurangan di masadepan. Sekali lagi maaf, bukannya saya memandang sebelah mata pekerjaan Mas Pur yang berprofesi di bidang transportasi. Nggak ada yang salah dengan pekerjaan Mas Pur kok, pekerjaan sampean halal.

Jadi, ketika saya melihat video dimana dengan Gagahnya Mas Pur menghadang mobil Mbak Novita, lalu mengucapkan salam perpisahan panjang menggunakan kalimat tulus yang berhasil mengaduk-aduk emosi Mbak Novita bahkan sukses bikin haru biru penontonnya, saya ingin mengapresiasi langkah luar biasa Mas Pur. Tapi apa benar ikhlas yang Mas Pur maksud adalah ikhlas yang benar-benar ikhlas dari hati? Mengingat saya saja dengan hubungan yang seumur jagung perlu waktu lama untuk mengikhlaskannya. Hahahaa, Kita satu sama kan mas.? Saya khawatir kalimat mengikhlaskan yang membius jutaan netizen dari bibir Mas Pur hanya sebagai kalimat pemanis akibat cinta yang tidak bisa memiliki. Dan sepertinya memang nggak ada lagi kata lain yang pantas diucapkan selain mengikhlaskan sih. Hehehe. Sampean suka bener kalau ngomong.!

Dibalik kalimat-kalimat sampean yang bikin terenyuh itu, ada beberapa kalimat Mbak Novita yang sangat menyita perhatian saya ketika pertemuan terakhir dengan sampean, sayangnya kalimat sakti itupun luput dari perhatian para netizen, karena mereka sudah terhipnotis oleh Adegan Sakitnya Cinta Tak Harus Memiliki sampean. Padahal saya rasa, kalimat itu lebih mewakili perasaan kita-kita sebagai perempuan apabila memiliki status yang hanya diajak pacaran oleh pria macam sampean mas. Pria yang dianggap menjadi wakil kaum-kaum maskulinitas dan dielu-elukan oleh para netizen terutama kaum cowok yang merasa terdzolimi oleh ketidakadilan karna REALISTISNYA HIDUP.
"Mas Pur, Mas Pur harus rajin ngojeknya. Jangan ngabisin duit terus, duitnya ditabung buat nikah, ya mas? Jadi kalau dapet perempuan yang lain, jangan kelamaan. Mas Pur langsung nikahin aja, jangan kehilangan lagi mas."  
Kira kira seperti diatas kalimat yang diucapkan oleh Mbak Novita ketika pertemuan terakhir sama Mas Pur. Hmmmmm, mau diapain lagi lah mas, semua sudah terjadii. Meskipun pada akhirnya entah sampean meresapi kalimat yang diucapkan Mbak Novita itu, lalu intropeksi diri kemudian berbenah, atau malah mendalami keterpurukan sampean, merasa hidup dalam lingkar ketidakadilan karna terdzolimi oleh kenyataan hidup yang memang perlu juga sedikit didasarkan pada materi.

Jadi sekarang bagaimana? Sudah benar-benar ikhlas bukan? Jangan sampai tampang humoris Mas Pur ternodai oleh sesak cinta yang kenyataannya memang nggak bisa dimiliki.! Semangat Mas Pur.! 

4 Komentar untuk "Balada Kisah Cinta Mas Purnomo Dan Mbak Novita"

  1. Dramatisasi Efek Korban Sinetron nie... "UDIK"

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo itu mah harus dong, harus totalitas, udah jadi korban sinetron, harus sekalian jdi pengamat dan komentator.. hahaa

      Hapus

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel