Pantai Coro (Pantai Eksotis Yang Cocok Untuk Mengisi Liburan)
Rabu, 20 Desember 2017
2 Komentar
Pantai Coro - Hallo gaes, kali ini Blog Triwahyuni kembali melakukan travel fantastis di Tulungagung yang lagi-lagi berupa pantai. Masih anget-angetnya saya kunjungi nih. Dalam waktu yang belum ada satu bulan saja saya sudah dua kali datang ke tempat ini dan sekali lagi tidak ada bosannya, sampai mas-mas penarik tiket masuk saja masih hafal sama wajah saya, hihihi. Memang saya suka banget mengunjungi pun melarikan diri ke tempat sepi yang berbau alamiah untuk bercengkerama dengannya saat sudah lelah dengan aktivitas sehari-hari dan ditambah jika ada masalah mendera. Seperti cerita saya Gunung Budeg Part II (Ketika Keteguhan Kembali Diuji) itupun kepergian saya kesana karena ingin bertaddabur alam supaya bisa berpikiran lebih jernih ketika otak sudah mulai tidak mampu menerima segala aktivitas duniawi.
Kembali ke cerita Pantai Coro. Pantai Coro ini terletak di Tulungagung paling ujung selatan. Tepatnya di Desa Besuki, Kecamatan besuki Kabupaten Tulungagung Jawa Timur. Untuk mengunjungi tempat ini, dari pusat kota mungkin memakan waktu sekitar 1,5jam perjalanan. Tidak perlu khawatir kesasar jika mau pergi ke Pantai Coro, pantai ini bersebelahan dengan Pantai Popoh yang pernah terkenal di jamannya. Jadi misalnya mau berkunjung, jika berangkat dari pusat kota bisa mengikuti petunjuk arah yang sudah dipasang di pinggir-pinggir jalan untuk menuju Pantai Popoh terlebih dahulu. Sesampainya di Pantai Popoh, bisa nih Tanya warga sekitar arah menuju Pantai Coro, pasti dikasih tau dengan jelas dan sedetail mungkin.
Pantai Coro menjadi satu-satunya pantai di Kabupaten Besuki yang ngehits karena keeksotisannya dibanding pantai-pantai yang lain (Di Kecamatan Besuki). Pantai dengan pasir putih bersih dan warna air yang biru jernih menambah sempurna label keeksotisannya. Siapa yang tidak terkesima jika berada disana. Saya saja betah berlama-lama berada disana glosoran di pasir putihnya sambil memandang lautan dan ditemani semilir angin yang menyejukkan tubuh, hati serta perasaan saya. Mulai deh bapernya Hihihi.
Baru Ketambahan Satu personil cantik, Mbak Rindra :-D |
Kunjungan pertama saya ke Pantai Coro dalam bulan ini, saya lakukan bersama sahabat-sahabat saya (The Gengs, yang kebetulan kami baru saja merekrut personil baru, jadi dengan bertambahnya satu personil, bertambah pula teman perempuan dalam lingkar persahabatan kami. Saya sudah tidak lagi menjadi kaum minoritas, meskipun pada dasarnya saya tetap menangan sendiri pun sebelum ketambahan personil perempuan ini. Hahahaa. Kalau mau blusukan kemana-mana sekarang mah saya aman, dan orang tua sayapun semakin tidak khawatir karena ada temannya perempuan, mungkin sebentar lagi nama grup kami mau bertransformasi dari The Gengs menjadi F4). Perjalanan yang ditempuh dengan sedikit ngoyo tersebut tidak menyurutkan langkah kami untuk segera bisa sampai Pantai Coro. Waktu itu kondisi jalannya sangat parah, karena malam sebelum waktu kami berangkat diguyur hujan lebat. Jadi jangan tanya lagi bagaimana akses jalannya. yang pasti licin, berlumpur, dan terpaksa membuat kami melepas sendal. Namun hal semacam ini yang kami temukan dalam perjalanan tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan keindahan yang didapatkan dan bahagianya kebersamaan bersama sahabat. Jadi apa kalian punya sahabat yang benar-benar sahabat?
Baca Juga : Pantai Dadap, Saya And The Gengs
Salah satu bentuk jalan yang kami lewati |
Buat yang punya Hammock bisa dibawa nihh. |
Cocok Juga buat camping, walaupun ini hanya sebagai properti foto, hehehe |
Pantai Coro dengan segala keindahan akan menghipnotis siapa saja yang datang kesana. Saya rekomendasikan tempat ini untuk mengisi liburan para penikmat alam. Karena selain tempat ini belum ramai dikunjungi orang juga menawarkan kenyamanan yang tidak kita temukan disela-sela kesibukan kita. Disana juga sudah terdapat warung-warung kecil yang berjualan berbagai macam minuman serta snack, untuk yang tidak kuat jalan kaki, bisa juga menyewa jasa ojek yang disediakan oleh penduduk setempat. Namun menurut saya buat yang mempunyai fisik kuat lebih baik jalan kaki saja yaaa, karena bisa membuat kita lebih sehat. Trakkingnya tidak terlalu lama kok, kurang lebih hanya sekitar 30menit saja dari parkiran sampai Pantai Coro. Oh yaa, sebelum memasuki wilayah Pantai Coro, kita akan di tarik 2 kali pembayaran tiket masuk. Mungkin hal ini yang membuat saya kurang setuju yaaa. Tetapi ya kembali lagi, kondisional sajalah, tidak juga memberatkan jika memang biaya penarikan tiket masuk digunakan untuk perbaikan dan perkembangan tempat wisata supaya lebih bagus lagi. Untuk tiket masuk pertama, mungkin kita bisa dikenai biaya 5000/motor di pos penarikan tiket pertama (baik berangkat dari barat maupun dari timur), lalu setelah itu kita menuju tempat parkir dan biaya parkirnya juga 5000/motor. Setelah dari tempat parkiran kita mulai naik (sudah mulai trakking menuju Wilayah pantai Coro) sekitar kurang lebih 500meter disitu juga ada pos penarikan tiket lagi sebesar 5000/orang. Jadi total yang harus dibayar untuk satu orang dengan satu kendaraan motor adalah 15ribu rupiah.
Perjalanan kedua saya, saya tempuh bersama teman saya dan keponakan kecil saya yang bercita-cita menjadi guru serta pendaki seperti tantenya kata dia, hahahahaa. Ceritanya kita mulai perjalanan sekitar pukul 10.00 saat matahari waktu itu mulai anget-angetnya lalu semakin panas dengan bertambahnya jam. BTW, akses jalan di pantai coro ini mulai mengalami perubahan. Akses jalan setelah tiket penarikan masuk yang kedua mulai dibangun dan diperlebar. Sebenarnya akan memudahkan kita juga dan bermanfaat untuk para pengunjung, namun kalau menurut saya pembangunan ini terlalu berani karena harus mengorbankan kenampakan alami yang diciptakan Tuhan, dan membuat hutan beralih fungsi. Tapi diluar itu semua, hal ini mungkin dimaksudkan untuk mengangkat ekonomi masyarakat sekitar, dengan perbaikan jalan membuat akses jalannya semakin mudah dan semakin menarik minat wisatawan untuk berkunjung kesana.
Akses jalan yang mulai diperbaiki |
Perjalanan kita memakan waktu sekitar 25menit. Ini pertama kali saya mengajak keponakan blusukan dengan cara trakking berpanas-panasan. Tapi sepertinya dia sangat menikmati dan bahagia sekali seperti tantenya. hehehe. Cocok nih buat orang tua untuk mengenalkan alam kepada anaknya, jangan cuma dibiarkan bermain gadget, sesekali diajakin lah bermain diluar rumah, mengenal alam salah satunya. Interaksi dengan alam membuat anak akan semakin peka terhadap keadaan lingkungan sekitar, sehingga tidak menciptakan sikap acup dan terkesan tidak peduli seperti fenomena kids jaman now sekarang ini. Eitss, tetapi tidak semua anak suka dan mau diajak blusukan seperti ini yaa. jadi misalnya si anak tidak mau, yaa tidak perlu dipaksa. Masih banyak kok cara lain untuk mengenalkan anak supaya mau berinteraksi dengan lingkungan alam. Kemudian sambil tiduran di pasir putih pantai, saya menceritakan Sebuah Tebing mengagumkan yang letaknya tidak jauh dari Pantai Coro, mendengar cerita dari saya membuat teman dan keponakan saya tidak hanya puas bermain di pantai Coro, mereka mengajak untuk naik melewati bukit dan melanjutkan perjalanan kita menuju Tebing Banyu Muluk yang estimasi perjalannya 10 menit sampai sana. Duhhhh, si kecil tambah kegirangan berada disana, malah nggak mau diajakin pulang. Dan akhirnya, setelah kita bertiga puas bengong menikmati indahnya Laut lepas plus berteriak-teriak nggak jelas di tebing, kita pun memutuskan untuk pulang.
Perjalanan Wisata mengisi liburan pun done. Kita sampai rumah dengan sehat, selamat dan bahagia. Mudah sekali bukan menciptakan rasa bahagia? Dan ini salah satu cara saya untuk bahagia serta mengisi waktu liburan yang tidak terlalu mengeluarkan banyak biaya ketika melakukan wisata (hehehe), bagaimana dengan cara kalian?Tebing Pantai Coro sebelah timur |
Tebing Banyu Muluk |
Yang tak tertinggalkan, berteriak dari atas tebing |
Sabana Di Banyu Muluk |
Perjalanan Pulang |
Sejauh apapun langkah kakimu pergi, jangan lupa bawa sampahmu kembali.!
Bagaimanapun juga alam pun ingin disayangi..
Supaya anak cucu kita bisa ikut menikmati..
Keep Traveling dan Mari Sayangi Lingkungan!
Kasihan Mbak Rindranya...
BalasHapusFresh...
BalasHapus