Sang guru, Sesosok Pelita dalam Kegelapan
Sabtu, 25 November 2017
Tambah Komentar
Memperingati hari Guru nasional |
Selamat Hari Guru Nasional 2017 – Apa sih yang terlintas ketika kita mendengar istilah Guru yang tak asing ditelinga kita? Apakah muncul gambaran seorang perempuan atau lelaki yang mengendarai sepeda ontel tua berseragam keki mengayuh sepedanya perlahan menuju tempatnya berbagi ilmu dan teraut jelas ke-khasan oemar bakhrie tempoe doloe? Ataukah sudah berevolusi menjadi perempuan dan lelaki berkendara sepeda yang dimodifikasi berteknologi mesin canggih berpakaian praktis, berdandan manis dengan seragam kekinya pula? Atau juga, ketika menyebut nama guru membuat kita bersenandung lirih dengan lagu yang membangkitkan keharuan kita mengenang jasa-jasanya? Liriknya begitu mengena. Mendiskripsikan pesan tersurat bagaimana peran guru membawa pengaruh yang besar terhadap kemajuan bangsa. Salah satunya yaitu yang berjudul Pahlawan Tanpa Tanda Jasa, dengan lirik yang seperti ini:
Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku
Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku
Sebagai prasasti terima kasihku
Tuk pengabdianmu
Engkau sabagai pelita dalam kegelapan
Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan
Engkau patriot pahlawan bangsa
Tanpa tanda jasa
Lagu yang diciptakan dengan tempo cepat tersebut sama sekali tidak mengurangi makna yang tersurat di dalamnya. Justru menambah semangat yang menyanyikan karena menggugah hati untuk mengenang jasa-jasa yang diberikan oleh sesosok guru. Bukan hanya diabadikan dengan lagu saja, jasa guru mendapat apresiasi luar biasa dari pemerintah baik dalam Negri maupun semua Negara di belahan dunia. Bagaimana tidak, bahkan momentum hari guru tidak hanya di Indonesia yang diperingati setiap tanggal 25 November. Namun seluruh duniapun mengapresiasi jasa-jasa guru dengan disepakati terbentuknya hari guru internasional atau hari guru sedunia. Hari guru sedunia tersebut diperingati pada tanggal 5 Oktober sejak tahun 1994 lalu. Menurut UNESCO (mengutip dari Wikipedia) , Hari Guru Sedunia mewakili sebuah kepedulian, pemahaman, dan apresiasi yang ditampilkan demi peran vital guru, yaitu mengajarkan ilmu pengetahuan dan membangun generasi. Tujuan diperingatinya hari ini adalah untuk memberikan dukungan kepada para guru di seluruh dunia dan meyakinkan mereka bahwa keberlangsungan generasi pada masa depan ditentukan oleh guru.
Dengan adanya apresiasi yang luar biasa tak terkira ini sudah pasti jelas bagaimana guru mempengaruhi perkembangan suatu bangsa? Bisa dibayangkan jika tidak ada guru? Siapa yang mengajari membaca dan menulis kita? Tanpa adanya guru apalah arti kepandaian kita. Ibarat seperti pisau, bisa tajampun karena diasah, diasahpun memerlukan seseorang untuk melakukannya. Jadi tidak semata-mata sebuah pisau itu bisa tajam. Begitupun kepandaian kita.
Bahkan di dalam Al-Qur’an dan Hadistpun memberikan suatu apresiasi juga kepada seorang guru dengan tertulisnya aturan bagaimana adab untuk menghormati seorang guru, memuliakan guru, dan mematuhi semua nasehat baiknya supaya hidup serta ilmu yang kita dapat membawa kemaslahatan. Tidak cukup itu saja, Gurupun bukan hanya seseorang yang ada di dalam lembaga formal, namun seseorang yang ada dihidup kita lalu memberikan ilmu, pengetahuan dan pengalaman kepada kita layaknya hidup sebagai belajar maka setiap orang itu adalah guru (di gugu lan di tiru). Untuk itu, kepada kita semua, karena memungkinkan kita adalah seorang guru, lazimnya kita berperilaku yang baik sesuai kaidah yang ada, menjaga martabat diri maupun bangsa dan Negara, membawa manfaat bagi orang-orang sekitar kita, karena sebaik baik manusia adalah dia yang bermanfaat bagi manusia lain (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni. Hadits ini dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’ no:3289).
Belum ada Komentar untuk "Sang guru, Sesosok Pelita dalam Kegelapan"
Posting Komentar